Drone Emprit: Puan Maharani semakin Populer Berkat Baliho - Channel Media Berita Central Indonesia

Selasa, 10 Agustus 2021

Drone Emprit: Puan Maharani semakin Populer Berkat Baliho

Drone Emprit: Puan Maharani semakin Populer Berkat Baliho

Drone Emprit: Puan Maharani semakin Populer Berkat Baliho


CMBC Indonesia - Ramainya percakapan soal baliho Puan Maharani di pemberitaan dan media sosial ternyata ikut mengerek popularitas Ketua DPR RI tersebut. 

Hal itu terlihat dari hasil analisis Drone Emprit, sistem monitoring percakapan di platform online berdasarkan big data.

Menurut hasil monitoring Drone Emprit pada 7 Juli 2021-7 Agustus 2021, dari sejumlah tokoh politik yang memasang baliho, hanya Puan yang popularitas atau share of voices di berita daring dan Twitter bertengger di urutan empat besar.

Eksposur masing-masing tokoh di berita daring dan Twitter mulai dari yang teratas yakni Anies baswedan (43% berita daring- 50% Twitter), Ganjar Pranowo (25% - 27%), Ridwan Kamil (19% - 12%) dan Puan Maharani (13% - 12%).

“Anies paling banyak diserang di medsos, popularitasnya selalu tertinggi. Puan juga makin populer, lewat baliho yang banyak disindir dan jadi meme netizen,” kata pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, lewat akun Twitternya, @ismailfahmi, Senin (9/8).

Bahkan, kata Fahmi, tren popularitas Puan dalam sebulan terakhir hampir mengejar tren Ganjar.

Fahmi menjelaskan, popularitas merupakan gabungan percakapan yang bernada positif, negatif, dan netral tanpa memandang apapun sentimennya. Dari popularitas, lanjut Fahmi, diharapkan favorabilitasnya (sentimen positif-negatif) naik, lalu dikapitalisasi menjadi elektabilitas.

“Teorinya begitu. Kenyataan di lapangan bisa bermacam-macam faktor yang berpengaruh,” ujar PhD Ilmu Informasi dari Universitas Groningen, Belanda ini.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi, menilai baliho memberikan ‘efek oh’ untuk pengenalan awal seorang tokoh politik.

“‘Efek oh’ itu maksudnya oh ada menteri namanya ini, oh ternyata ada ketua DPR yang namanya ini. 'Efek oh’ diperlukan sebagai awal, pengenalan, sisanya dia harus lengkapi,” kata Hasan.

Menurut Hasan, elektabilitas tidak mungkin didapat tanpa pengenalan. Oleh karenanya, teknik konvensional lewat baliho bisa menjadi pembuka untuk pengenalan, dan kemudian dilanjutkan dengan teknik lain yang lebih canggih.

“Jadi (baliho) menurut saya sah-sah saja dicoba,” tutupnya. (RMOL)




Loading...
loading...

Berita Lainnya

Berita Terkini

© Copyright 2019 cmbcindonesia.com | All Right Reserved