Ketua KPK Cerita Cara OTT di Zaman Nabi Muhammad SAW - Channel Media Berita Central Indonesia

Rabu, 20 Oktober 2021

Ketua KPK Cerita Cara OTT di Zaman Nabi Muhammad SAW

Ketua KPK Cerita Cara OTT di Zaman Nabi Muhammad SAW

Ketua KPK Cerita Cara OTT di Zaman Nabi Muhammad SAW

CMBC Indonesia - Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Ketua KPK Firli Bahuri bercerita tentang operasi tangkap tangan (OTT) yang pernah ada di zaman Nabi Muhammad SAW. Firli mengatakan perilaku korupsi sudah ada sejak zaman dulu, dan saat ini perlu ada perubahan.

"Ingat, korupsi bukan hanya terjadi di zaman ini. Korupsi juga menjadi masalah di masa lalu, termasuk pada era kepemimpinan Nabi Besar Muhammad SAW. Berbicara penanganan korupsi perlu dicatat, di zaman Nabi juga terjadi OTT, di mana Baginda Rasulullah SAW sangat membenci dan melaknat orang yang berani korupsi atau berperilaku koruptif," kata Firli kepada wartawan, Selasa (19/10/2021).

Firli berkisah pada zaman nabi, Rasulullah SAW yang baru saja memenangi pertempuran Khaibar, enggan menyalatkan satu jenazah tentara yang ikut berperang dengannya. Rupanya, sebelum meninggal orang tersebut sempat mencuri.

Hal itu diketahui ketika sahabat nabi menemukan sejumlah perhiasan dari saku jenazah itu. Firli menyebut sahabat Nabi saat itu berperilaku seperti penyidik yang sedang melakukan OTT.

"Meski heran, berapa sahabat yang melihat jelas raut kekecewaan di wajah Nabi, sigap berperan layaknya penyidik yang melakukan OTT, menemukan kharazan, semacam perhiasan manik-manik khas Yahudi seharga dua dirham pada jasad tentara tersebut. 'Sungguh! Saudara kalian ini telah menggelapkan harta rampasan perang di jalan Allah SWT' Sabda Rasulullah," ucap Firli bercerita.

Kemudian, Firli juga mengilas balik kisah lain seperti Perang Khaibar. Dalam kisah itu, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW, enggan menyalatkan jenazah siapa pun, termasuk sahabatnya yang terbukti melakukan 'ghulul' atau korupsi.

"Dari Hadis Riwayat (HR) Muslim dari kisah tersebut yang dapat disimpulkan bahwasanya shalat yang dikerjakan, sedekah yang diberikan, haji yang ditunaikan atau kebaikan lain yang telah dilakukan, tidak bermakna ibadah sama sekali di mata Allah SWT apabila seorang muslim masih melakukan praktik korupsi dalam hidupnya," kata Firli

"Dari kisah dan sejarah ini, jelas akhlak baik adalah kunci utama yang dapat membelenggu ketamakan, sifat dan naluriah binatang yang terendam dalam namun sewaktu-waktu dapat bangkit dan mampu mengubah tabiat seorang manusia berperangai seperti seekor binatang," tambahnya.

Firli mengingatkan agar semua manusia mencontoh sikap Rasulullah SAW. Dia mengingatkan agar manusia menjadi pribadi sederhana yang mengedepankan nilai-nilai kejujuran, menjaga integritas agar senantiasa teguh dalam menjalankan amar ma'ruf nahi mungkar mengajak dan menjalankan kebajikan serta menjauhi setiap larang-Nya.

"Khususnya dalam Perang Badar melawan korupsi dan perilaku koruptif yang telah berurat akar di republik ini," tutur Firli.

Firli menilai Maulid Nabi Muhammad SAW seyogianya bukan sekedar ceremony untuk diperingati atau menjadi sejarah yang hanya dipelajari bagi generasi dari masa ke masa sejak dulu hingga zaman ini. Tetapi, momen ini seharusnya dijadikan sebagai kebangkitan akhlakul karimah segenap anak bangsa di negeri ini.

"Dengan semangat antikorupsi, kita gelorakan dan lanjutkan kebangkitan kesempurnaan akhlakul karimah sebagai manusia sesuai visi Baginda Rasulullah Muhammad SAW khususnya di bumi pertiwi, agar cita-cita, harapan dan tujuan negara untuk kemakmuran dan kesejahteraan dalam kehidupan berbangsa serta bernegara yang cerdas, dan terlaksana merata serta terasa dari Sabang sampai Merauke, mulai Miangas hingga Pulau Rote. Selamat memperingati dan merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1443 Hijriah," kata Firli.[detik]




Loading...
loading...

Berita Lainnya

Berita Terkini

© Copyright 2019 cmbcindonesia.com | All Right Reserved