Sri Mulyani Sebut Ekonomi Tumbuh Negatif, Luhut: RI Masih Terbaik - Channel Media Berita Central Indonesia

Senin, 22 Juni 2020

Sri Mulyani Sebut Ekonomi Tumbuh Negatif, Luhut: RI Masih Terbaik

Sri Mulyani Sebut Ekonomi Tumbuh Negatif, Luhut: RI Masih Terbaik

Sri Mulyani Sebut Ekonomi Tumbuh Negatif, Luhut: RI Masih Terbaik

CMBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai kondisi perekonomian Indonesia masih yang terbaik dibanding negara emerging market lain pada masa pandemi Covid-19. Kendati demikian, ia mengakui adanya perlambatan ekonomi global akibat pagebluk tersebut.

"Ibu Ani (Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati) mengingatkan kita akan tumbuh negatif kuartal II ini. Saya pikir, kalau dibanding negara lain dan komentar dari World Bank kemarin, di antara emerging market itu Indonesia masih dianggap yang terbaik, baik makro maupun mikronya," ujar Luhut dalam rapat bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, yang disiarkan secara daring, Senin, 22 Juni 2020.

Salah satu strategi pemerintah untuk menjaga perekonomian, kata Luhut, antara lain memelihara hubungan dengan negara-negara besar seperti Cina, Amerika Serikat, dan Timur Tengah. Ia mengatakan, di era Presiden Joko Widodo, hubungan Indonesia dengan tiga kekuatan global tersebut cukup baik.

"Sekarang, di zaman pemerintah Joko Widodo hubungan kita dengan Timur Tengah, Tiongkok dan Amerika itu saya bisa katakan sangat baik. Dengan Abu Dhabi masuk investasi hampir US$ 20 miliar sepanjang sejarah republik dan itu on going," tutur dia.

Luhut mengatakan hubungan baik dengan negara-negara tersebut diperlukan lantaran perekonomian Indonesia cukup terpengaruh dengan perkembangan negara-negara tersebut, salah satunya Cina.

"Kadang kita nyinyir lihat Tiongkok. Tapi Tiongkok itu 18 persen mengontrol ekonomi dunia. Suka tidak suka, kita tidak bisa ignore keberadaan dia. Ini punya dampak. Apalagi jarak kita dekat dengan dia," ujar Luhut.

Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 menghadapi tekanan yang tidak mudah, bahkan akan dalam kondisi ekonomi negatif. Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, kata dia, mengestimasikan pertumbuhan ekonomi kuartal II berada pada minus 3,8 persen.

"Sehingga keseluruhan tahun nanti akan dihadapkan pada kondisi apakah di semester ke 2, kuartal 3 dan 4 kita mampu mulai memulihkan. Inilah tantangan yang kita hadapi," kata Sri Mulyani dalam Town Hall Meeting Kemenkeu, Jumat, 19 Juni 2020.

Dia menuturkan dengan adanya Covid-19 dan pembatasan sosial, kegiatan ekonomi menurun. Ekonomi seluruh dunia mengalami revisi dalam bentuk kontraksi. "Dunia sekarang disebutkan pertumbuhannya akan negatif. Kalau kami lihat di negara-negara maju itu kelihatan sekali," ujar Sri Mulyani. (*)




Loading...
loading...

Berita Lainnya

Berita Terkini

© Copyright 2019 cmbcindonesia.com | All Right Reserved