Melihat Lebih Dekat Rekam Jejak Lee Kun-hee, Arsitek Di Balik Kerajaan Samsung Yang Ternoda Skandal Politik - Channel Media Berita Central Indonesia

Senin, 26 Oktober 2020

Melihat Lebih Dekat Rekam Jejak Lee Kun-hee, Arsitek Di Balik Kerajaan Samsung Yang Ternoda Skandal Politik

Melihat Lebih Dekat Rekam Jejak Lee Kun-hee, Arsitek Di Balik Kerajaan Samsung Yang Ternoda Skandal Politik

Melihat Lebih Dekat Rekam Jejak Lee Kun-hee, Arsitek Di Balik Kerajaan Samsung Yang Ternoda Skandal Politik

CMBC Indonesia - Akhir pekan kemarin, kabar duka datang dari Korea Selatan. Taipan sekaligus pemimpin perusahaan raksasa teknologi Samsung, Lee Kun-hee tutup usia.

Dia menghembuskan napas terakhirnya pada usia 78 tahun di Samsung Medical Center di Irwon-Dong, Gangnam, Seoul, Korea Selatan pada Minggu (25/10).



Kepergiannya meninggalkan "kerajaan" Samsung yang tengah naik daun di seluruh dunia. Meski hayatnya sudah tidak dikandung badan, namun nama Lee Kun-hee tidak akan mudah lekang dari ingatan publik.

Dia terkenal sebagai "arsitek" di balik kejayaan Samsung saat ini. Namanya tidak jarang menjadi berita utama di ranah bisnis, sosial dan bahkan politik di negeri ginseng, sejak dia mengambil alih kendali kerajaan bisnis dari ayahnya. Pasalnya, berbekal wawasan bisnisnya, Lee mengembangkan Samsung dengan pendekatan yang tidak biasa.

Lahir pada 9 Januari 1942, di kota tenggara negara Daegu, Lee adalah putra bungsu dari Lee Byung-chull yang merupakan pendiri Samsung Group.
Mengutip Yonhap, Lee awalnya bukanlah penerus yang dimaksud. Mulanya, sang kaka, yakni putra tertuanya, Maeng-hee yang diharapkan dapat meneruskan kejayaan Samsung.

Namun Maeng-hee, di mata ayahnya, tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan. Dia dan kakak laki-laki lainnya, Chang-hee, sama-sama tidak bisa diharapkan oleh sang ayah, menyusul hukuman pidana atas penyelundupan sakarin.

Keduanya pun diduga mengajukan petisi ke kantor kepresidenan Korea Selatan yang menuduh bahwa ayah mereka menghindari pajak dan secara ilegal membawa uang ke luar negeri.

Setelah kakak-kakanya tidak bisa diharapkan, Byung-chull pun kemudian memilih Si Bungsu, Lee Kun-hee untuk melanjutkan kejayaan Samsung.

Lee sendiri belajar bisnis di Universitas Waseda Jepang dan Universitas George Washington di Amerika Serikat. Kemudian, dia memulai pelatihan manajemen bisnisnya di Tongyang Broadcast Co., yakni sebuah perusahaan media yang berafiliasi dengan Samsung pada saat itu.

Namun, partisipasi manajemen penuhnya dimulai pada tahun 1978, ketika dia dipromosikan menjadi wakil presiden Samsung Group. Ini adalah langkah pertama untuk dipersiapkan sebagai pemegang tahta Samsung berikutnya.

Lee baru benar-benar mewarisi "mahkota" Samsung pada tahun 1987 pada usia 45 tahun, ketika ayahnya meninggal dunia.

Di bawah kepemimpinannya, perusahaan tersebut berkembang dan menjadi pembuat smartphone dan chip memori terbesar di dunia, yakni Samsung Electronics Co. Bukan hanya itu, di bawah kepemimpinannya juga lah, puluhan afiliasi mulai dari Samsung Life Insurance Co. hingga Samsung Heavy Industries Co. dibangun.

Pada tahun 1993, Lee Kun-hee membuat gebrakan dengan mengumumkan filosofi bisnis merek dagang pertamanya, yakni "Inisiatif Manajemen Baru". Filosofi ini dianut oleh Samsung seperti sebuah doktrin hingga saat ini.

Kalimat paling terkenal dari filosofi itu, yang terbentuk melalui hampir tiga bulan pertemuan dengan CEO yang diadakan di Eropa dan Jepang, adalah, "Ubah segalanya kecuali istri dan anak Anda."

Sebelum pengumuman itu, Lee dikejutkan oleh rekaman video yang menunjukkan bahwa para pekerja secara manual memperbaiki penutup mesin cuci yang rusak dengan memotong ujung-ujungnya dengan pisau.

Geram dengan video tersebut, dua tahun kemudian dia menunjukkan kepada publik bahwa dia membakar 150 ribu telepon nirkabel. Melalui aksinya ini, dia hendak menyampaikan pesan kepada publik bahwa dia tidak akan mentolerir produk yang rusak.

Di bawah kepemimpinannya juga, Lee merampingkan struktur grup untuk fokus secara selektif pada sektor-sektor utama. Dia memisahkan Shinsegae Co., segmen ritel, pada tahun 1991, dan Cheiljedang, yang sekarang disebut CJ Group, pada tahun 1993.

Gebrakan yang dilakukan Lee tidak berhenti sampai di situ, pada tahun 2006, dia mengumumkan inisiatif yang dia sebut sebagai "Mach Management Initiative". Dia membandingkan Samsung dengan pesawat terbang yang tidak hanya harus mengganti mesinnya tetapi juga semua material dan sistem agar bisa terbang lebih cepat daripada kecepatan suara.

Dia juga menilai bahwa Samsung harus mengubah inti dan struktur dalamnya untuk menempatkan dirinya di panggung dunia.

Inisiatif dan strateginya pun membuahkan hasil. Samsung Electronics mampu melampaui Sony Corp. Jepang di industri TV pada tahun 2006 dan Apple Inc. di pasar ponsel pintar pada tahun 2012.

Dengan banyak keberhasilan di rekam jejaknya, perjalanan bisnis Lee bukan tanpa hambatan dan kegagalan. Lee pernah terjun ke industri mobil pada tahun 1995 dengan meluncurkan Samsung Motors Co. Tetapi bisnis mobil kemudian mengalami kesulitan, dan berubah menjadi Renault Samsung Motor Co. setelah pembuat mobil Prancis itu membeli 80,1 persen saham di perusahaan tersebut.

Krisis lain juga pernah menimpanya pada tahun 2007, ketika seorang mantan penasihat hukum Samsung mengungkap fakta kepada publik bahwa sang konglomerat menjalankan dana gelap raksasa. Dana gelap itu dia gunakan untuk menyuap orang-orang berpengaruh, termasuk politisi, jaksa penuntut dan pejabat pemerintah, untuk memastikan mereka berpaling dari praktik bisnis ilegal Samsung.

Pengungkapan itu memicu kontroversi besar di Korea Selatan. Pada April 2008, Lee pun kemudian memutuskan untuk menyerahkan semua manajemen di bawah tekanan publik yang meningkat.

Kemudian pada Agustus 2009, dia dihukum karena penggelapan pajak dan menyembunyikan asetnya di rekening pembantunya. Namun Jaksa penuntut mengatakan mereka tidak menemukan bukti dana gelap.

Lee kemudian dijatuhi hukuman tiga tahun penjara ditangguhkan selama lima tahun dan denda 110 miliar won. Dia juga harus membayar 45,6 miliar won sebagai pajak yang belum dibayar.

Empat bulan kemudian, Sang Taipan diampuni oleh Presiden Lee Myung-bak. Presiden mengatakan, negaranya membutuhkan pemimpin Samsung untuk membantu memenangkan tawaran menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2018. Lee Kun-hee memang diketahui telah menjadi anggota Komite Olimpiade Internasional sejak 1996.

Upaya Lee Myung-bak tidak sia-sia, Korea Selatan akhirnya memenangkan tender tersebut dan berhasil menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin PyeongChang pada Februari 2018.

Lee Kun-hee pun kemudian diangkat kembali sebagai ketua Samsung Electronics pada Maret 2010 atas permintaan CEO grup, yang mengatakan bahwa mereka sangat membutuhkan pengalaman dan keterampilan kewirausahaan untuk bertahan dari krisis yang dihadapi grup.

Salah satu produk terkemuka yang disebut-sebut sebagai proyek Lee Kun-hee yang paling berhasil adalah jajaran smartphone Samsung Galaxy yang digemari banyak orang di dunia hingga saat ini.

Kesuksesan Samsung yang berhasil dia rancang menjadi warisan tersendiri bagi penerusnya kini.

Bukan hanya raksasa bisnis, kepergian Lee Kun-hee juga meninggalkan istri dan anak-anaknya.

Lee diketahui menikah dengan Hong Ra-hee, yang ayahnya dua kali menjabat sebagai menteri Kabinet pada tahun 1966. Mereka memiliki seorang putra dan tiga putri. Sayangnya, putri bungsu mereka bunuh diri pada tahun 2005.

Kejayaan Samsung kini diserahkan kepada putra satu-satunya dan anak tertuanya Jae-yong. Sama seperti sang ayah, dia telah dipersiapkan untuk menduduki peran tersebut.

Jae-yong telah melakukan upaya untuk membuka jalan bagi warisan manajerialnya, termasuk memulai Samsung C&T Corp. baru sebagai firma de facto konglomerat.

Dia saat ini menjabat sebagai wakil ketua Samsung tetapi telah dianggap sebagai pemimpin de facto kerajaan teknologi sejak ayahnya pingsan karena serangan jantung pada Mei 2014.

Sementara itu, putri tertua Lee, Boo-jin, memimpin cabang hotel Samsung, Hotel Shilla Co., sedangkan putri keduanya, Seo-hyun, bertanggung jawab atas Samsung Welfare Foundation. (RMOL)




Loading...
loading...

Berita Lainnya

Berita Terkini

© Copyright 2019 cmbcindonesia.com | All Right Reserved