CMBC Indonesia - Sebuah foto viral menunjukkan aksi Duta Besar China untuk Kiribati salah satu negara Oseania, sedang berjalan di atas punggung warga. Namun, terungkap sejumlah fakta soal foto yang sempat jadi perdebatan itu.
Seperti dilansir dari ABC Australia, Rabu (19/8/2020) Kiribati diketahui menghentikan hubungan dengan Taiwan bulan September, sehingga Taiwan hanya akan memiliki hubungan dengan 15 negara. Terungka[ fakta bahwa foto itu merupakan budaya masyarakat setempat.
Rimon, yang pernah bekerja untuk mantan presiden Kiribati, Anote Tong, mengatakan dia tidak pernah menyaksikan Dubes Taiwan disambut dengan cara seperti itu sebelumnya.
"Sudah ada beberapa Dubes Taiwan yang pernah mengunjungi pulau tersebut dan saya tidak tahu mereka pernah disambut dengan cara seperti itu," katanya.
Australia pun turut berkomentar. Anggota parlemen dari Partai Liberal di Australia Dave Sharma yang pernah menjadi Dubes Australia untuk Israel dan juga pernah bertugas di Papua Nugini mengatakan terkejut dengan foto tersebut.
"Saya akan terkejut bila ada pejabat Australia ambil bagian dalam upacara seperti itu," katanya kepada ABC.
Constantine Panayiotou, atase pertahanan Amerika Serikat untuk lima negara di Pasifik, termasuk Kiribati menyampaikan kekesalannya di Twitter.
Sebagai wartawan, Rimon mengatakan foto tersebut banyak dibicarakan di Kiribati dari sisi politik.
"Bagi pihak luar di kawasan, mereka melihat ini dalam konteks keadaan politik China di kawasan dan persaingan dengan Barat, dan ada Dubes China yang menginjak punggung warga. Itulah dilihat sebagai sebuah pernyataan," katanya.
Namun Rae mengatakan pandangan warga di Pulau Marakei yang akhirnya paling menentukan.
"Dunia global memiliki pandangan yang ada hubungannya dengan politik, berkenaan dengan soal Taiwan dan China, namun kalau ada berpandangan netral dan melihat dari sisi budaya anda akan mengerti apa yang terjadi," katanya.
"Saya merasa itu dilakukan atas dasar kasih dan hormat sehingga mereka mengatakan 'anda kami terima kedatangannya di pulau ini'."
ABC sudah menghubungi para tetua adat di pulau Marakei, pemerintah Kiribati dan kedutaan China di Kiribati untuk mendapatkan komentar, namun sejauh ini belum mendapatkan tanggapan.(dtk)
Seperti dilansir dari ABC Australia, Rabu (19/8/2020) Kiribati diketahui menghentikan hubungan dengan Taiwan bulan September, sehingga Taiwan hanya akan memiliki hubungan dengan 15 negara. Terungka[ fakta bahwa foto itu merupakan budaya masyarakat setempat.
Rimon, yang pernah bekerja untuk mantan presiden Kiribati, Anote Tong, mengatakan dia tidak pernah menyaksikan Dubes Taiwan disambut dengan cara seperti itu sebelumnya.
"Sudah ada beberapa Dubes Taiwan yang pernah mengunjungi pulau tersebut dan saya tidak tahu mereka pernah disambut dengan cara seperti itu," katanya.
Australia pun turut berkomentar. Anggota parlemen dari Partai Liberal di Australia Dave Sharma yang pernah menjadi Dubes Australia untuk Israel dan juga pernah bertugas di Papua Nugini mengatakan terkejut dengan foto tersebut.
"Saya akan terkejut bila ada pejabat Australia ambil bagian dalam upacara seperti itu," katanya kepada ABC.
Constantine Panayiotou, atase pertahanan Amerika Serikat untuk lima negara di Pasifik, termasuk Kiribati menyampaikan kekesalannya di Twitter.
Sebagai wartawan, Rimon mengatakan foto tersebut banyak dibicarakan di Kiribati dari sisi politik.
"Bagi pihak luar di kawasan, mereka melihat ini dalam konteks keadaan politik China di kawasan dan persaingan dengan Barat, dan ada Dubes China yang menginjak punggung warga. Itulah dilihat sebagai sebuah pernyataan," katanya.
Namun Rae mengatakan pandangan warga di Pulau Marakei yang akhirnya paling menentukan.
"Dunia global memiliki pandangan yang ada hubungannya dengan politik, berkenaan dengan soal Taiwan dan China, namun kalau ada berpandangan netral dan melihat dari sisi budaya anda akan mengerti apa yang terjadi," katanya.
"Saya merasa itu dilakukan atas dasar kasih dan hormat sehingga mereka mengatakan 'anda kami terima kedatangannya di pulau ini'."
ABC sudah menghubungi para tetua adat di pulau Marakei, pemerintah Kiribati dan kedutaan China di Kiribati untuk mendapatkan komentar, namun sejauh ini belum mendapatkan tanggapan.(dtk)
Loading...
loading...