Pertamina Rugi Besar, Komisi VII DPR Akan Cecar Ahok Dkk - Channel Media Berita Central Indonesia

Kamis, 27 Agustus 2020

Pertamina Rugi Besar, Komisi VII DPR Akan Cecar Ahok Dkk

Pertamina Rugi Besar, Komisi VII DPR Akan Cecar Ahok Dkk

Pertamina Rugi Besar, Komisi VII DPR Akan Cecar Ahok Dkk

CMBC Indonesia - Komisi VII DPR mengagendakan pemanggilan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan petinggi Pertamina lainnya terkait kerugian Pertamina Rp. 11,33 triliun.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VII DPR, Ramson Siagian, di Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen, Senayan, Kamis (27/8).

"Senin besok (31/8) kita panggil Pertamina, bahas kerugian ini," ujar Ramson.

Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini menyampaikan, ada tiga faktor penyebab meruginya perusahaan minyak milik negara itu.

"Izin menjelaskan, betul pak, posisi first half 2020 mencatatkan rugi. Rugi kurang lebih 707 juta dolar AS. Itu penyebab utamanya tadi disampaikan Pak Menteri betul sekali ada tiga kalau kita menyebutnya triple shock," kata Emma dalam rapat kerja bersama Komisi VII, Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen, Senayan, Rabu kemarin (26/8).

Emma menjelaskan faktor pertama meruginya Pertamina karena adanya penurunan permintaan pasar. Hal ini, jauh berbeda dari kondisi krisis sebelumnya yang dihadapkan dengan tekanan nilai tukar rupiah dan harga minyak mentah.

"Demandnya sekarang yang berdampak signifikan pada revenue kita. Kondisi ini bahkan lebih berat dari kondisi financial crisis," katanya.

Nilai tukar rupiah menjadi faktor kedua, kata Emma. Pasalnya, laporan keuangan secara fundamental di Pertamina merujuk pada pembukuan dengan nilai mata uang dolar AS. Hal itu menyebabkan komposisi rugi kurang lebih 30-40persen dari kerugian Pertamina.

"Yang ketiga ini terkait dengan crude. Dengan melemahnya crude price di second quarter menyentuh angka 19 dolar AS sampai 20 perbarel pak. Dibandingkanposisi Desember 2019 63 dolar AS perbarel kita sangat terdampak sekali pada margin hulu. Padahal margin hulu penyumbang atau kontributor ebitda terbesar 80 persen," jelasnya.

"Dan ini jadi tiga faktor sangat signifikan terdampak," tutup Emma Sri Martini menambahkan.[rmol]




Loading...
loading...

Berita Lainnya

Berita Terkini

© Copyright 2019 cmbcindonesia.com | All Right Reserved