CMBC Indonesia - Pemerintah Indonesia tengah disorot lagi-lagi karena persoalan utang. Terbaru, Bank Dunia merilis laporan bertajuk International Debt Statistics (IDS) 2021. Dalam laporan tersebut, Indonesia berada di posisi ketujuh dari daftar sepuluh negara berpendapatan kecil-menengah dengan utang luar negeri terbesar di dunia.
Namun Kementerian Keuangan (Kemenkeu) punya pandangan lain soal utang. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, utang memiliki manfaat bagi negara. Salah satunya adalah meningkatkan daya beli.
“Kita enggak khawatir dengan urusan utang. Karena utang kalau dikelola dengan baik itu pasti hasilnya baik. Utang memberikan tambahan daya beli,” ungkap Suahasil dalam Webinar Giatkan Literasi Investasi Bangkitkan Ekonomi Negeri, Sabtu (17/10).
Suahasil menganalogikan utang negara sama dengan utang yang biasanya dimiliki rumah tangga. Dalam sebuah keluarga misalnya, jika mengandalkan penghasilan saja, keluarga tersebut tidak bisa membeli rumah. Namun karena berhutang, rumah bisa dibeli.
Sama halnya dengan negara. Dengan berhutang, negara menjadi mampu membangun banyak infrastruktur saat ini.
“Karena utang memberikan kita kemampuan tambahan daya beli sekarang. Harusnya belum bisa bangun jembatan, bisa bangun jembatan sekarang. Harusnya belum punya jalan tol, kita punya jalan tol sekarang. Ini benar di tingkat negara dan benar di tingkat individu,” ujarnya.
Menurutnya, ini artinya pemerintah telah berutang dengan baik. Sebab, utang dipakai untuk kegiatan yang produktif. Dalam kondisi pandemi saat ini misalnya, Suahasil mengatakan utang digunakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Juga untuk sejumlah program perlindungan sosial dan mendukung keberlangsungan UMKM.
“Menurut saya sangat justify. Itu akan kita pertanggungjawabkan dalam seluruh laporan,” tutupnya. (*)
Loading...
loading...