CMBC Indonesia - Ada upaya memantik opini publik terkait dengan isu kudeta merangkak yang disampaikan politisi PDIP, Darmadi Durianto di internal Kabinet Indonesia Maju.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menafsirkan, opini yang coba dipantik itu semacam isyarat bahwa PDI Perjuangan mulai gerah dengan sikap partai politik (Parpol) di koalisi Jokowi-Maruf.
Diketahui, koalisi pemerintahan periode kedua Presiden Joko Widodo saat ini tergolong gemuk, di mana koalisi 20219-2024 diisi parpol dengan perolehan suara terbesar, seperti Golkar dan Gerindra yang masuk jajaran tiga besar bersama PDIP.
"Ini lebih pada persaingan parpol koalisi. Tuduhan-tuduhan (kudeta merangkak) semacam ini diarahkan kepada partai politik besar dan berpengaruh besar terhadap presiden," kata Dedi Kurnia Syah saat menjadi narasumber dalam serial diskusi Tanya Jawab Cak Ulung bertajuk 'Refleksi Satu Tahun Jokowi-Maruf dan Isu Kudeta Jokowi', Kamis (29/10).
Menurut Dedi, ada kekhawatiran yang tercermin oleh parpol pemenang Pemilu 2019 tersebut berkenaan dengan manuver parpol pendukung pemerintah menuju Pilpres 2024.
"Menteri-menteri ini punya popularitas dengan hal-hal yang sifatnya menjadi (modal) untuk ajang 2024. Tetapi kalau ini disebut bagian dari aktivitas kudeta, ini berlebihan," kata Dedi Kurnia Syah.
"Sebetulnya kalau membawa-bawa isu kudeta itu tidak bisa main-main, case-nya juga kekuasaan yang powerful. Sungguh tidak mungkin seorang menteri melakukan manuver kudeta, terlalu jauh menurut saya," tandasnya. (RMOL)
Loading...
loading...