Drama Demokrat Seret Megawati di Pusaran Konflik SBY-Luhut - Channel Media Berita Central Indonesia

Jumat, 30 Juli 2021

Drama Demokrat Seret Megawati di Pusaran Konflik SBY-Luhut

Drama Demokrat Seret Megawati di Pusaran Konflik SBY-Luhut

Drama Demokrat Seret Megawati di Pusaran Konflik SBY-Luhut


CMBC Indonesia - Partai Demokrat (PD) membawa-bawa nama Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di tengah perbincangan ramai Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Majelis Tinggi PD Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. 

Demokrat disebut-sebut bermain drama di kancah politik nasional.

Adalah Rachland Nashidik, elite Partai Demokrat, yang membalas pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan terkait ramai-ramai soal SBY. Rachland mengungkit sikap PDIP selama pemerintahan SBY.

"Selamat pagi, Pak Luhut. Pak SBY mendoakan Pemerintah dan rakyat Indonesia dari pandemi," kata Rachland dalam cuitannya, Kamis (29/7/2021).

Pernyataan Rachland menyangkut cerita Luhut memberikan pesan kepada SBY terkait kritik saat acara 'Kick Andy Double Check'. Luhut sempat menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan saat itu.

Andy lantas mengungkit status SBY sebagai junior Luhut di militer. Luhut kemudian ditanya etika junior mengkritik senior. Luhut mengaku menghormati sikap SBY karena status sebagai Presiden ke-6 RI.

"Saya nggak keberatan. Saya bilang sama Pak Bambang, ya oke-oke sajalah, hak-hak beliaulah. Tapi semua hanya titip saja pada pemimpin-pemimpin yang sudah selesai eranya, lebih bagus seperti Pak Habibie-lah, semua duduk manis, datang sekali mengkritik," ujar Luhut.

Kembali ke Rachland Nashidik, dia menyeret PDIP terkait demo-demo yang dihadapi SBY selama memerintah. Rachland menyebut Megawati Soekarnoputri memerintahkan kadernya mendemo SBY.

"Dulu, kalah pemilu, Megawati tak cuma mengkritik: ia kerahkan demo-demo PDIP pada SBY. Kadernya: Hasto hingga Jokowi, mendiskreditkan SBY hingga kini, 7 tahun setelah SBY tak lagi memimpin," kata Rachland.

Kader Senior PDIP Jawab Partai Demokrat
Politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno merespons Rachland Nashidik yang menyeret Megawati Soekarnoputri dan partainya. Hendrawan menegaskan demo kader PDIP untuk menuntut kebijakan, bukan sengaja mendemo SBY.

"Sejauh yang saya ingat, demonstrasi besar yang mendapat dukungan kader-kader kami adalah demo anti-kenaikan harga BBM dan desakan percepatan realisasi UU BPJS. Yang kami kritik kebijakan, bukan mendiskreditkan presidennya," kata Hendrawan kepada wartawan.

Hendrawan juga merespons pernyataan Rachland yang menyebut kader PDIP dari Sekjen Hasto Kristiyanto hingga Jokowi terus mendiskreditkan SBY hingga kini. Hendrawan menilai hal itu tendensius.

"Pernyataan bahwa Sekjen Hasto dan Jokowi terus-menerus mendiskreditkan SBY saya nilai tendensius dan lepas konteks. Garis perjuangan kami adalah membangun demokrasi yang inklusif dengan dijiwai semangat gotong royong untuk kemajuan negara bangsa," ucapnya.

Jubir Luhut: Drama Banget Sih!
Sementara itu, juru bicara Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Jodi Mahardi, menilai Partai Demokrat salah alamat. Jodi menyebut Partai Demokrat drama.

"Lucu banget nih, he-he.... Salah alamat," kata Jodi saat dimintai konfirmasi.

Jodi juga mengaku heran lantaran Partai Demokrat justru mengomunikasikan hal tersebut kepada orang ketiga, yakni Luhut. Dia menyinggung Partai Demokrat sedang bermain drama.

"Kok drama banget sih, pakai komunikasi ke orang ketiga," ucapnya.(detik)




Loading...
loading...

Berita Lainnya

Berita Terkini

© Copyright 2019 cmbcindonesia.com | All Right Reserved