Zulhas, PAN Mau Dibawa Kemana? - Channel Media Berita Central Indonesia

Jumat, 14 Februari 2020

Zulhas, PAN Mau Dibawa Kemana?

Zulhas, PAN Mau Dibawa Kemana?

Zulhas, PAN Mau Dibawa Kemana?


CMBC Indonesia - Kongres Partai Amanat Nasional (PAN) yang berlangsung di Kendari, Sulawesi Tenggara, telah usia. Kongres selama 3 hari itu menampilkan ketua umum petahana, yaitu Zulkifli Hasan, sebagai pemenang.

"Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, Zulkifli Hasan dengan ini ditetapkan menjadi ketua umum PAN," kata anggota Steering Committee dalam Kongres V PAN, Totok Daryanto.

Peserta kongres keV PAN sebanyak 590 anggota. Namun dari jumlah itu, 563 orang yang ikut pemilihan ketua.

Di situ Zulhas, panggilan umumnya, menyingkirkan dua pesaingnya: Mulfachri Harahap dan Drajad Wibowo. Dari 533 yang mencoblos, , Zulhas meraih 331 suara. Sementara Mulfachri meraih 225 suara dan Dradjad 6 suara. Ada 3 suara yang dianggap tidak sah.
 
Sebelumnya anggota PAN lainnya, seperti anaknya Amien Rais, Hanafi Rais, dan mantan Menteria Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur. Namun Hanafi tak jadi muncul dalam pencalonan itu. Sedangkan Asman memilih mundur sebelum pemungutan suara.

Munculnya nama Zulhas sebagai ketua Umum PAN, menunjukkan bahwa mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2014-2019 itu berhasil mempertahankan jabatan tersebut untuk kedua kalinya.

Sebelumnya, ia ditunjuk partai berlambang Matahari Berwarna Putih ini pada periode 2015-2020. Ia menggantikan Hatta Rajasa.
 
Ini merupakan pertama kalinya ketua PAN menduduki kedua kalinya. Amien Rais yang menjadi pionir partai di era reformasi itu pun tak pernah merasakan 10 tahun jadi ketua umum. Padahal Amien Rais dikenal sebagai salah satu pendiri dan tokoh reformasi.

Sayangnya jalan yang dilewati Zulhas untuk menempati jabatan tersebut nya tidak lancar. Kongres ricuh dan diramaikan oleh aksi lempar kursi. Tiga orang yang ditengarai sebagai provokator diamankan pihak kepolisian. Kongres pun akhirnya dipercepat.

Menurut Direktur Reserse dan Kriminalitas Umum, Kepolosian Daerah Sulawesi Tenggara Komisaris Besar (Pol) La Ode Aries Elfatar menyebut tiga orang tadi mencoba masuk ruangan untuk mengganggu proses jalannya kongres.

Kini setelah Zulhas duduk sebagai ketua, banyak pertanyaan dari sejumlah pihak mengenai arah PAN ke depan, terutama menjelang Pemilihan Presiden 2024. Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro pun meminta Zulhas menjelaskan posisi partainya. “Apakah sebagai partai jangkar yang berada di luar pemerintah atau di dalam pemerintah?” katanya.
 
Ketika menutup kongres, Zulhas tidak secara tegas menjelaskan arah partai yang dipimpinnya. Ia hanya bilang partainya tidak akan masuk dalam koalisi pemerintah, tetapi juga tidaks ebagai oposisi.

“Saya kan tidak dukung Pak Jokowi, Ya nggak mungkin kita bisa masuk ke sana biarkan saja kita seperti ini," katanya. “Kita akan menjadi mitra yang kritis bisa memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi bangsa ini.”

"Kalau oposisi itu sudah diambil tagline-nya oleh PKS (Partai keadilan Sejahtera). Kalau kita ikut masuk ke situ, akan sangat merugikan kita. Kalau kita bergerak ke kanan, ke kanan sekali kita kalah, kalah kita," kata Zulhas.

Pernyataan Zulhas cukup beralasan. Jika ia memilih opsi berseberangan dengan pemerintah, posisinya tidak cukup kuat hanya berpasangan dengan PKS. Kecuali jika Gerindra, koalisi sewaktu pemilihan presdien 2019 terus bertahan. Masalahnya dua pengurusnya, mendapat posisi di dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo. Yaitu: sebagai Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Kelautan dan Perikanan Eddy Prabowo.

Di lain pihak, apabila memilih mendekati pemerintah juga bukan perkara gampang. Bakal banyak resistensi dari partai koalisi pemerintah.Ini bisa dilihat dari reaksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), salah satu partai koalisi pemerintah. Arsul Sani, Sekretaris Jendral PPP, menyatakan bahwa jika PAN ingin berkolasi dengan pemerintah, harus melalui pembicaraan yang panjang.

"Kalau soal koalisi pemerintahan itu kan tentu harus merupakan pembicaraan-pembicaraan antara presiden sebagai kepala pemerintah dengan partai koalisi bersangkutan," tutur Arsul.

Tentu penjelasan Zulhas dinantikan oleh partai koalisi pemerintah dan pemilih PAN. Kapan ia akan mengklarifikasinya? Wallahualam. (*)




Loading...
loading...

Berita Lainnya

Berita Terkini

© Copyright 2019 cmbcindonesia.com | All Right Reserved