Pemkot Bogor Curhat Sulit Cari Tempat Isolasi, Kos-kosan Jadi Alternatif - Channel Media Berita Central Indonesia

Senin, 28 Juni 2021

Pemkot Bogor Curhat Sulit Cari Tempat Isolasi, Kos-kosan Jadi Alternatif

Pemkot Bogor Curhat Sulit Cari Tempat Isolasi, Kos-kosan Jadi Alternatif

Pemkot Bogor Curhat Sulit Cari Tempat Isolasi, Kos-kosan Jadi Alternatif


CMBC Indonesia - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengaku kesulitan mencari tempat isolasi non-rumah sakit. Beberapa tempat diklat kementerian telah didatangi, namun tidak bisa digunakan untuk tempat isolasi.

"Jadi kami sudah mendatangi tempat-tempat diklat, karena di Kota Bogor, Kabupaten Bogor, sebetulnya tempat diklat dan juga beberapa kementerian. Jadi kami sudah ke Kementerian BKN, KemenpanRB dan sebagainya, tapi rata-rata diklat itu sekarang sudah digunakan untuk kegiatan diklat di masing-masing kementerian, sehingga kami kesulitan. 

Untuk skala di Kota Bogor memang sulit," kata Sekda Kota Bogor Syarifah Sofiah melalui siaran langsung dari kanal YouTube Pusdalops BNPB, Minggu, (27/6/2021).

Syarifah menerangkan pusat diklat yang sudah digunakan seperti di Ciawi, saat ini sudah terisi 73 persen dengan sisa 100 tempat tidur. Pihaknya pun kemudian mencari alternatif lain seperti tempat isolasi di asrama IPB.

"Kami mencari tempat-tempat diklat untuk pusat isolasi, yang sekarang ada pun juga 100 bed itu kami gunakan diklat milik BPKP di Ciawi. Itu sudah full karena kapasitasnya 73 persen," ungkapnya.

"Kami juga antisipasi lagi mencari tempat isolasi yang lain, namun, mudah-mudahan terakhir kami berkomunikasi dengan IPB, menggunakan asrama IPB, mudah-mudahan bisa terlaksana, karena diklat-diklat yang lain digunakan oleh masing-masing kementerian," sambungnya.

Syarifah menyebut Wali Kota Bima Arya juga tengah menyusun alternatif lain berupa tempat isolasi berbasis masyarakat. Dia menyebut jika tempat diklat di Kota Bogor tidak bisa digunakan, pihaknya akan mencari indekos kosong untuk dijadikan tempat isolasi.

"Dan sebagai antisipasi juga, perintah dari wali kota kami menyusun atau membuat mencari tempat isolasi yang berbasis masyarakat. Jadi manakala memang diklat tidak bisa digunakan, kami mencoba kekuatan sendiri, tempat-tempat yang ada di berbasis masyarakat, jadi sudah mulai melihat tempat kos yang ada yang masih kosong, kemudian juga beberapa aula di desa dan sebagainya di kelurahan sebagainya kecamatan, itu juga yang dijadikan sebagai cadangan jika kami tidak mendapatkan tempat lagi, jadi kita berbasis masyarakat," tuturnya.

Syarifah menyatakan tempat isolasi non rumah sakit ini sangat diperlukan di Kota Bogor. Pasalnya, saat ini, sudah ada ratusan tenaga kesehatan yang telah terpapar Corona dan membutuhkan tempat isolasi.

"Kendalanya juga sudah mulai banyak nakes yang terpapar. Jadi 12 rumah sakit swasta itu sudah mulai banyak yang terpapar, kalau ditotal puskesmas, rumah sakit swasta dan rumah sakit pemerintah sekitar 136 nakes yang sudah terpapar," jelasnya.

"Dan ini juga menjadi persoalan pada saat kami ingin mencoba lagi membuka pusat isolasi di mana diperlukan nakes, di samping itu juga dengan bagaimana untuk mensukseskan vaksinasi mencapai 10 ribu perhari," imbuhnya.

Diketahui, saat ini rekor penambahan kasus kembali terjadi yakni sebanyak 21.342 positif Corona ditemukan di RI.

Data penambahan kasus Corona ini disampaikan oleh Kementerian Kesehatan RI. Data diperbarui setiap hari per pukul 12.00 WIB.

Dengan penambahan 21.342, total kumulatif kasus COVID-19 yang ditemukan di RI hingga hari ini sebanyak 2.115.304 kasus. Sementara kasus aktif COVID-19 sampai hari ini ada 207.685 kasus.

Pemerintah juga melaporkan kasus sembuh Corona. Hari ini terdapat 8.024 pasien telah sembuh dari Corona, sehingga kasus sembuh hingga saat ini 1.850.481.(dtk)




Loading...
loading...

Berita Lainnya

Berita Terkini

© Copyright 2019 cmbcindonesia.com | All Right Reserved