CMBC Indonesia - Pakar Telematika KRMT Roy Suryo, ikut mengomentari bocornya sertifikat vaksinasi Covid-19 Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dirinya mempertanyakan keamanan aplikasi PeduliLindungi. Termasuk tanggung jawab lembaga negara seperti BSSN dan Kemkominfo.
“Setelah 1.3jt Data Masyarakat bocor melalui e-HAC {sebelumnya juga BPJS-Kesehatan), kini masyarakat heboh krn Sertifikat Vaksinasi ASLI dan NIK Presiden JokoWi-pun “bocor’ di SocMed. Kalau orang No 1 saja Bocor, Bgmn Masyarakat biasa?Peran BSSN & Kominfo ditunggu serius,” kata Roy dikutip Fajar.co.id di akun Twitternya, Sabtu (4/9/2021).
Tak sampai di situ, mantan menpora itu juga heran dua kementerian malah saling lempar tanggung jawab soal bocornya data Presiden Joko Widodo itu.
“Inilah karut marut yg menunjukkan ketidakbecusan Pembantu2 Presiden di kasus yg memalukan tsb, Saling Lempar Tanggungjawab: Kominfo ke Kemenkes, ke BSSN, bahkan ke Menkominfo sendiri? Harap maklum, mereka cuman Pembantu,Apalagi Pembantu tdk boleh punya Visi. Jadi Siapa ?,” sebutnya.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate meminta dugaan bocor data sertifikat vaksin Presiden Joko Widodo yang viral di internet dikonfirmasi ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Sebab, menurutnya, data sertifikat vaksin yang ada di Pedulilindungi yang ditaruh di pusat data Kementerian Komunikasi dan Informatika diklaim aman. [fajar]
Setelah 1.3jt Data Masyarakat bocor melalui e-HAC {sebelumnya juga BPJS-Kesehatan), kini masyarakat heboh krn Sertifikat Vaksinasi ASLI dan NIK Presiden JokoWi-pun "bocor' di SocMed.
— KRMT Roy Suryo (@KRMTRoySuryo2) September 3, 2021
Kalau orang No 1 saja Bocor, Bgmn Masyarakat biasa ?
Peran BSSN & Kominfo ditunggu serius
AMBYAR pic.twitter.com/K6VeQTESHq
Loading...
loading...
