CMBC Indonesia - Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru telah membawa kasus teror serangan harimau yang menewaskan warganya ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya beberapa waktu lalu. Menurut dia, fenomena itu menjadi perhatian penuh kedua pihak.
“Pastinya kita tidak akan tinggal diam. Diinformasikan ada tujuh ekor macan Sumatera yang berkeliaran, jawaban ibu menteri, harimau tidak pernah keluar dari habitat, dia tetap di sana hanya saja beberapa oknum yang berkebun di habitatnya itu,” ujar Herman Deru di Palembang, Sabtu (14/12).
“Kedua ada fenomena alam, dari informasi lapangan, ada interaksi proses geotermal yang terjadi,” ujar dia lagi.
Menyikapi kejadian itu, Gubernur Deru, menyebut akan langsung meninjau lokasi tempat kemunculan harimau tersebut yakni di Kota Pagar Alam, Kabupaten Lahat, serta Muara Enim. Bahkan, pihaknya pun bakal berembug sekaligus mengembalikan kepercayaan masyarakat mengenai tiga kabupaten di wayahnya itu.
“Kita akan bersama-sama ke sana, mungkin anggota DPRD dari Pagar Alam, Lahat juga ingin meninjau. Kita lakukan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat agar dapat kembali ke sana,” katanya.
“Tentunya, saat ini kita masih menanti hasil laporan dari pihak kepolisan juga, karena ada pula petilasan jejak harimau yang dibuat oleh manusia,” tutup Herman Deru.
Untuk diketahui, kejadian serangan harimau pertama terjadi di Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Lahat dengan korban atas nama Wanto (57) pada 17 November 2019. Lalu, kejadian di Tebat Benawa, Dempo Selatan, Pagaralam yang membuat Yudiansyah Herianto (40) meninggal juga terjadi pada awal Desember 2019.
Kemudian, kejadian terbaru terjadi di perbatasan Kabupaten Lahat dan Kabupaten Muara Enim pada 12 Desember 2019 yang membuat Mustadi (50) tewas ditempat pascaditerkam harimau. (*)
Loading...
loading...
