CMBC Indonesia - Langkah mantan Pangkostrad Letjen Azmyn Yusri Nasution mengambil patung tiga jenderal dari museum Kostrad jadi berefek. Oleh mantan Panglima TNI, Jenderal purn Gatot Purnawirawan, hilangnya tiga patung jenderal itu dinarasikan Kostrad telah disusupi PKI. Narasi itu sontak jadi panas apalagi ini menjelang peringatan 30 September.
Dalam keterangan membantah tudingan Gatot, Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman geram dengan Gatot. Dia menegaskan tiga patung jenderal TNI dibongkar oleh Letjen purn Azmyn karena alasan keyakinan agama. Letjen purn Azmyn merupakan Pangkostrad yang membangun diorama tiga jenderal itu di Museum Kostrad. Letjen Azmyn merasa berdosa membuat patung jenderal TNI itu dia kemudian berinisiatif membongkar patung itu alasan agama. Bagaimana sih profil Letjen Purn Azmyn Nasution ini?
Didikan militer ayah kolonel
Jiwa tentara AY Nasution ini sudah terpatri sejak kecil. Gimana enggak, dia tumbuh besar dalam didikan ayah seorang militer. Ayah AY Nasution merupakan militer berpangkat kolonel.
Didikan keras dan tegas ia rasakan dari ayahnya. Dia berpindah-pindah sekolah semasa SMP, dan kemudian menimba ilmu di SMA Bandung, jauh dari kampung halaman di Medan.
Saat di Bandung inilah, AY Nasution belajar hidup mandiri. Jauh dari orang tua, diam-diam ternyata AY Nasution kala itu mendaftarkan diri ke Akademi militer ABRI dan Akabri Kepolisian, tanpa sepengetahuan orang tua. Waktu daftar itu dia belum lulus SMA.
Dan ternyata dua-duanya lolos, AY Nasution akhirnya memantapkan pilihan melanjutkan Akabri militer Angkatan Darat.
Menariknya, AY Nasution putuskan masuk tentara karena dia tak mau mikir berat, menghindari pelajaran kelas berat seperti Kimia, Aljabar , Matematika dan ilmu eksakta lainya.
Eh ternyata dalam pendidikan di Akabri militer ini, malah dia menemukan pelajaran berat tersebut. Akhirnya AY Nasution tetap menghadapinya.
Nah setelah diterima Akabri militer AD, belakangan orang tuanya baru tahu. Nangislah si ibu AY Nasution, sebab aslinya orang tua mereka mau menyiapkan AY Nasution untuk kuliah di Al Azhar.
Jenderal religius penghafal Alquran
Nah ternyata setelah dia menjadi perwira tinggi, AY Nasution dikenal sebagai jenderal religius di TNI lho.
Soal sebutan ini, AY Nasution meyakini prajurit yang dekat dengan Tuhannya ada makin disiplin dan mendukung tugasnya mengamankan negara.
Selain itu dikutip dari Martabesumut, AY Nasution juga dikenal internal sebagai jenderal yang berusaha menghafal Alquran lho. Meski sudah Pangkostrad, tetap berusaha menghafal Alquran.
AY Nasution mengatakan menghafal Alquran adalah cita-cita keimanan diri. Dia ngaku selalu berusaha memaksimalkan mencari waktu yang tepat untuk menghafal Alquran.
Mengenai kebiasaan Jenderal AY Nasution membaca Alquran, diakui oleh pejabat Pemda Pakpak Bharat Papua lho.
Jadi Penanggung jaban Bupati Pakpak Bharat, Asren Nasution merupakan guru murid di militer. Asran mengaku Jenderal AY Nasution rajin baca Alquran.
“Beliau ini merupakan total militer karena ayah baliau juga seorang militer dan anaknya juga militer. Beliau itu Disiplin mulai dari jam olah raga, sholat, istrahat, baca Alquran dan lainnya semua tepat waktu sehingga menjadi tauladan bagi kita” ujar Asren dikutip dari laman Pemkab Pakpakbharat.
Selama karirnya sebagai tentara AY Nasution terjun beberapa kali dalam operasi militer. Pertama dia terjun tiga kali dalam operasi di Timor Timur, setelah pulang dari misi di Timor Timur, AY Nasution dapat promosi jabatan sebagai Komandan Kompi.
Operasi lainnya, AY Nasution terjun tiga tahun dalam operasi militer di Aceh mulai 2003. Di Aceh, AY Nasution menjabat sebagai Komandam Resort Militer 011 Lilawangsa.
Setelah menjalankan misi di Aceh, AY Nasution ditarik ke Divisi Infanteri I Kostrad Jakarta dan kemudian mendapatkan promosi jabatan sebagai jenderal bintang 1 atau Brigjen dengan jabatan Kepala Staf dari 2005 sampai 2006.
Pada 2006, jenderal bintabg 1 ini terjun operasi ke Poso Sulawes Teenggara selama 6 bulan memilihkan keamanan di sana. Setahu kemudian dia naik pangkat jenderal bintang 2 atau Mayjend dan menjabat Panglima Divisi INfanteri 2 Kostrad di Malang pada 2007.
Jabatan selanjutnya adalah Pangdam XII Cendrawasih selama 1,5 tahun dan lanjut menjadi Komandan Pusat Teritorial AD selama 2009-2010. Karir makin naik, AY Nasution jadi Asisten Teritorial TNI AD selama akhir akhir 2010-2011, total 7 bulan.
Akhirnya dia naik jadi jenderal bintang 2 atau Letjen dan menjabat Pangkostrad sejak Juli 2011 sampai 2012.
Riwayat jabatan
Danton KI-A Yonif 521/16 Dam VIII Brawijaya (1978-1980)
Danki-A Yonif 516/16 Dam VIII/Brawijaya (1980-1982)
Kasi Intel Yonif 516 Dam VIII/Brawijaya (1982-1983)
Pelatih/Guru Militer Pussenif (1983-1988)
Kasdim 1607/Sumbawa (1988-1990)
Wadan Yonif 741/Dam IX/Udayana (1990-1991)
Kasdim 1609/Singaraja (1991-1992)
Asisten Atase Pertahanan RI di Tokyo-Jepang (1992-1994)
Danyonif 515/Ugra Tapa Yudha Kostrad (1996-1997)
Kasbrigif 9/Kostrad (1997-1998)
Asisten Operasi Divisi Infanteri-2/Kostrad (1998-1999)
Asisten Operasi Kodam I/Bukit Barisan (1999-2000)
Asisten Operasi Kostrad (2000-2002)
Komandan Korem 011/Lhokseumawe (2002-2005)
Kepala Staf Divisi Infanteri-1/Konstrad (2005-2006)
Wakil Panglima Komando Ops Keamanan di Poso, Sulteng (2006)
Kepala Dinas Jasmani Angkatan Darat (2006-2007)
Panglima Divisi Infanteri-2/Kostrad (2007-2008)
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih (2008-2011)
Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (2010)
Asisten Teritorial Panglima TNI (2010-2011)
Panglima Kostrad (2011-2012)
(hops)
Loading...
loading...